dipimpinannya. Jika
kemampuan manajemen memantau arus informasi yang datang dari luar rendah, tidak
mustahil perusahaan memboroskan waktu, tenaga dan biaya untuk menanganinya
termasuk penyediaan ruang untuk menyimpannya.
Penyebarluasan informasi, banyaknya cara yang dapat digunakan oleh
berbagai pihak untuk menyampaikan informasi kepada manajemen yang pada intinya
mengambil dua bentuk, yaitu tertulis dan lisan. Penyampaian informasi secara
tertulis juga menggunakan berbagai cara seperti korespodensi, penggunaan
teleks, melalui faksimil, dengan elektronik
mail atau dengan menggunakan world wide web jika perusahaan sudah mempunyai
alat dijaringan itu. Penyampaian informasi secara lisan dapat berbentuk
pembicaraan langsung dengan tatap muka atau melalui telepon. Jika informasi
tertentu semula ditunjukkan kepada manajemen puncak walaupun sebenarnya
diperuntukkan bagi pihak lain, manajemen puncak sangat mungkin akan
meneruskannya kepada bawahan untuk ditindaklanjuti setelah diberi catatan atau
disposisi. Agar manajemen puncak tidak dibebani dengan tugas yang sebenarnya
merupakan kelompok manajer yang lebih rendah, perlu diciptakan suatu mekanisme
kerja yang bersifat destralistik sehingga terjadi penyaringan otomatis dalam
perusahaan yang akan berakibat pada penyampaian informasi langsung kepada
pihak-pihak yang paling berkepentingan.
Peranan selaku juru bicara perusahaan, salah satu peranan penting
yang dimainkan oleh manajemen puncak ialah mewakili perusahaan dalam menghadapi
berbagai pihak luar perusahaan seperti, instansi pemerintah, asosiasi
perusahaan sejenis, penyandang dana, dan berbagai pihak lain yang
berkepentingan berinteraksi dengan perusahaan. Peranan ini dimainkan untuk
berbagai maksud seperti memberikan penjelasan tentang :
a) Rencana
kerja perusahaan
b) Kebijaksanaan
yang sudah ditetapkan, sedangkan ditempuh dan dirumuskan di masa depan
c) Situasi
yang dihadapi oleh perusahaan
d) Kondisi
yang akan diperkirakan di masa yang akan datang
e) Hasil
yang di raih
Pada
dasarnya berkisar pada pemahaman berbagai pihak luar tentang perusahaan yang
akan berubah menjadi pemberian dukungan yang diperlukan dalam menjalankan roda
perusahaan baik yang sekarang maupun yang di masa mendatang.
a.
Peranan sebagai pengambil keputusan
Pengambilan keputusan adalah upaya standar, sistematik, dan
rasional guna menjamin bahwa hal-hal yang terjadi dalam perusahaan karena
dimaksudkan demikian (by design) bukan karena suatu kebetulan (by
happentstance). Pentingnya kemampuan dan kecekatan itu sampai para pakar sering
menekankan bahwa inti kepemimpinan ialah pengambilan keputusan. Karena itu
perlu pemahaman tepat tentang berbagai bentuk peranan yang harus dimainkan oleh
kelompok manajemen selaku pengambil keputusan yang pada dasarnya berkisar pada
peranan selaku :
a) Wirausawan
b) Peredam
krisis, yang mungkin pada mulanya timbul dalam bentuk hambatan atau ancaman
baik yang datang dari luar maupun dalam perusahaan sendiri.
c) Penentu
pembagian sarana, prasarana, dana, dan daya untuk digunakan oleh para bawahan
d) Perunding
atas nama perusahaan
Peranan Selaku Wirausahawan
Selaku wirausahawan, para
menjer harus mampu antaraa lain untuk :
1.
Mempertahankan eksistensi perusahaan
2.
Menghadapi persaingan yang sering sangat tajam
3.
Menciptakan kondisi yang memungkinkan perusahaan
bertumbuh dan berkembang
4.
Menghadapi tantangan eksternal yang sering
menuntut perusahaan memilih strategi yang tepat
5.
Meraih keuntungan untuk sebagian dibagikan
kepada pemodal dan pemilik saham sebagai dividen dan kepada para karyawan dalam
bentuk imbalan serta sebagian lagi untuk insvestasi
6.
Penguasaan pangsa pasar yang lebih besar berkat
adanya produk yang diminati oleh para konsumen
7.
Mempunyai visi tentang masa depan perusahaan
Pelaku Selaku Peredam Krisis
tidak
dapat diingkari bahwa tidak ada satu pun perusahaan yang selalu berjalan mulus
tanpa hambatan atau gangguan. Salah satu
sebab faktor – faktor timbulnya hambatan dan ganguan bahkan krisis sering
berada diluar kemampuan perusahaan untuk mencegahnya. Faktor – faktor itu bersifat politik, ekonomi
atau keamanan dan bahkan dapat berupa bencana alam atau acts of god
lainya. Misalnya dibidang politik dapat
terjadi pergantian partai politik yang berkuasa yang berakibat pada perubahan
pandangan politik di negara yang brsangkutan, termasuk politik ekonomi bangsa
perubahan
yang terjadi dibidang ekonomi pun daat mengambil berbagai bentuk seperti
tingkat inflasi yang
tidak terkendali, stagnasi, stagflasi, suku bunga tinggi, lesunya kehidupan
perekonomian pada umumnya, tajamnya persaingan, dan pengetatan kredit yang
tidak berada dalam batas – batas kemampuan suatu perusahaan untuk
mengendalikannya, tetapi pasti harus menghadapi dampaknya.