AUDIT
KINERJA MANAJERIAL
Kelompok
manajemen dalam suatu organisasi, termasuk perusahaan merupakan pemain kunci
dalam seluruh aspek kehidupan organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya.
Pada
tingkat yang dominan, berhasil tidaknya organisasi atau perusahaan meraih
kemajuan dalam berbagai bentuk dan manivestasinya ditentukan oleh kinerja
mereka. Sebaliknya, kegagalan atau kekurang berhasilan perusahaan mencapai
tujuan dan berbagai sasarannya harus dilihat sebagai kegagalan atau kekurang
berhasilan kelompok manajemen, terutama manajemen puncak, untuk menampilkan
kinerja yang memuaskan yang menuntut pertanggung jawaban.
Memang
benar bahwa manajemen, terutama manajemen puncak, tidak mengerahkan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, waktu, dan tenaga mereka untuk hal-hal yang sifatnya
teknis operasional, tetapi untuk kepentingan yang lebih strategis. Meskipun
mengelolah suatu perusahaan tidak dapat dilakukan dengan pendekatan yang
dikotomis dalam arti menggunakan pendekatan manajemen vis a vis pelaksana kegiatan
teknis dan operasional seolah-olah kepentingan mereka merupakan dua hal yang
mutually exclusive sehingga dapat diterima sebagai suatu kebenaran ilmiah apabila
dikatakan bahwa produktivitas suatu organisasi merupakan hasil positif dari
penggabungan antara efektivitas manajerial dan efesiensi operasional.
Tiga
aspek yang bermuara pada kinerja manajerial yang dapat dan harus dijadikan
sebagai sasaran audit kinerja manajerial adalah :
a.
Kemampuan manajemen memainkan peranannya
b.
Ketangguhan manajemen menyelenggarakan berbagai
fungsi manajerial
c.
Keterampilan memimpin perusahaan yang dihadapkan
kepada berbagai tantangan, baik yang sifatnya eksternal maupun internal
AUDIT KINERJA MANAJERIAL
DISOROTI DARI KEMAMPUAN MEMAINKAN BERBAGAI PERANANNYA SECARA EFEKTIF
Berbagai peranan itu dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu :
a.
Peranan yang bersifat interpersonal
Peranan manajerial yang bersifat interpersonal timbul karena
pentingnya manajemen memelihara hubungan dengan berbagai pihak didalam dan
diluar perusahaan. Pemeliharaan hubungan itu ada yang bersifat formal dan
informal. Karena itu teori manajemen mengetengahkan bahwa peranan yang
interpersonal biasanya tampak dalam tiga bentuk yaitu :
1. Peranan
yang seremonial dan sosial
2. Peranan
sebagai atasan
3. Peranan
sebagai penghubung
Peranan dalam kegiatan
yang bersifat seremonial, dalam berbagai teori tentang manajemen dengan
mudah dapat ditemukan konsepsi yang mengatakan bahwa upaya pencapaian tujuan
dan berbagai sasaran perusahaan menuntut terselenggaranya dua jenis kegiatan
dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi yaitu
a.tugas pokok yang memberikan kontribusi pada pencapaian
tujuan perusahaan seperti produksi dan pemasaran.
b.berbagai kegiatan penunjang seperti keuangan, SDM,
perkantoran dan logistik yang mendukung terselenggaranya tugas pokok dengan
baik.
Peranan selaku atasansebagai
kelompok pimpinan dalam perusahaan manajemen puncak memainkan peranan yang
sangat beraneka ragam dan sekaligus menentukan dalam menjalankan roda
perusahaan.
Dalam rangkan pencapaian tujuan, manajemen puncaklah yang :
1.merumuskan strategi induk yang kemudian dirinci oleh para
manajer yang menduduki jabatan manajerial yang lebih rendah menjadi strategi
fungsional dan operasional.
2.memilih dan menentukan bentuk atau tipe organisasi yang akan
digunakan sebagai wadah seluruh kegiatan perusahaan secara melembaga
3.menetapkan dasar-dasar filsafat dalam pengelolaan perusahaan.
4.menentukan kultur perusahaan yang menjadi perekat berbagai
komponen dan pemberi arah perilaku semua karyawan perusahaan
5.memilih sistem manajemen SDM termasuk sistem imbalan baik
yang bersifat intrinsik maupun ektrinsik yang efektif yang akan menumbuhkan
motivasi kuat bagi para karyawan untuk menunjukan loyalitas kepada dan komitmen
demi keberhasilan perusahaan.
6.mengidentifikasikan dan menggali sumber dana permodalan
7.memilih dan menerapkan gaya manajerial, tertentu yang
dipandang tepat bagi perusahaan.
Peranan sebagai
penghubung, terlepas dari bentuk perusahaan sebagai suatu badan hukum,
manajemen puncak berperan sebagai penghubung perusahaan dengan berbagai pihak diluar
perusahaan seperti intansi pemerintah, pengadilan dan berbagai pihak lainnya.
Bahkan, peranan selaku penghubung itu tidak hanya dimainkan oleh manajemen
puncak. Artinya, pemeliharaan hubungan dengan berbagai pihak diluar perusahaan
tidak hanya merupakan tanggung jawab manajemen puncak. Salah satu contoh
pemeliharaan hubungan yang bersifat eksternal dengan para manajer perusahaan-perusahaan
lain yang mengikat diri dalam suatu asosiasi profesional seperti asosiasi
manajer pemasaran dan asosiasi manajer pelatihan yang mempunyai maksud beraneka
ragam seperti tukar-menukar informasi yang bermanfaat dalam pelaksanaan tugas
masing-masing. Salah satu contoh pemeliharaan hubungan internal antara para
manajer yang mnangani bidang-bidang fungsional yang berbeda-beda perlu
dilakukan dengan baik. Misalnya terjadi lonjakan permintaan atas produk
perusahaan oleh para pengguna, manajer pemasaran atau penjualan sangat mungkin
memainkan peranan selaku penghubung atas nama perusahaan dengan manajer produksi agar diupayakan peningkatan
produksi sehingga permintaan para konsumen yang melonjak dapat terpenuhi dengan
sebaik mungkin.
b.
Peranan yang bersifat informasional
Perkembangan dunia bisnis menunjukkan dengan jelas bahwa
efisien, efektifitas, dan produktivitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh cara
dan teknik yang digunakan oleh manajemen termasuk manajemen puncak dalam
mengelola dan menggunakan informasi dan dampaknya yang paling jelas terlihat
dalam efektivitas pengambilan keputusan. Manajemen dituntut memiliki kemampuan
yang tinggi untuk memilih informasi yang diperlukan guna mendukung
penyelenggaraan berbagai kegiatan manajerialnya.
Tidak jarang seorang manajer lebih mengandalkan pengetahuan,
pengalaman, dan instuisinya dalam mengambil berbagai keputusan. Audit manajemen
dalam bidang ini dirasakan penting karena para manajer diharapkan mampu
memainkan tiga peranan dalam penanganan dan pemanfaatan informasi, yaitu :
a) Sebagai
pemantau informasi
b) Penanggung
jawab penyebarluasan informasi,
c) Karena
dalam tuntutan terhadap kemampuannya sebagai juru bicara organisasi, yang
semuanya menunjukkan bahwa informasi merupakan salah satu aset milik perusahaan
beharga.
Peranan
selaku pemantau arus informasi, hal
ini berarti bahwa informasi yang diterima dari luar perusahaan harus segera
dapat dikelompokkan menjadi informasi yang relevan dan penting untuk
dimiliki dan informasi yang hanya
merupakan sampah yang akumulasinya tidak bermanfaat bagi kepentingan berbagai
komponen atau satuan kerja dalam perusahaan. Manajemen memainkan peranan
sebagai pusat informasi bagi perusahaan yang